Kapal tongkang atau ponton merupakan salah satu moda transportasi di jalur perairan yang dibutuhkan di Indonesia yang berbahan dasar baja asli. Kapal tongkang tidak memiliki mesin (prospelled) sendiri seperti pada kapal umumnya. Oleh karena itu, kapal tongkang selalu bergantung pada kapal tunda (tug boat) yang dibantu dengan tali penarik dengan jarak beberapa meter.
Kapal Tongkang
Kapal tongkang memiliki fungsi sebagai kapal pengangkut barang-barang bermuatan berat seperti batubara, kayu, pasir, dan lain-lain. Di Indonesia sendiri, kapal tongkang cukup populer dan menjadi salah satu alternatif pengangkut barang jalur perairan yang banyak digunakan.
Hal tersebut dikarenakan kemudahan akses, dimana ukuran kapal tunda dan tongkang lebih kecil dengan syarat air (draft) yang lebih rendah dibandingkan kapal besar, sehingga mampu menjangkau lokasi-lokasi yang sulit dijangkau oleh kapal besar. Biaya operasional dan perawatan kapal tunda dan tongkang jauh lebih rendah dibandingkan kapal penjelajah samudra lainnya menjadi salah satu keuntungan yang patut diperhitungkan.
PT. Karyawaja Putra Sriwijaya telah banyak memproduksi kapal tongkang salah satunya adalah yang dipesan oleh PT. Bulk Commodities Indonesia. Kapal tongkang tersebut memiliki ukuran 100 feet atau memiliki volume dengan panjang x lebar x tinggi sebesar 30 x 9 x 2.25 meter. Kapal yang diproduksi telah diuji kelayakannya sehingga dapat meminimalisir resiko kecelakaan yang terjadi saat beroperasi seperti kebocoran, komponen yang rusak, serta tabrakan. Kapal yang telah diuji kelayakannya diharapkan selalu aman dan dapat beroperasi sesuai kebutuhan dengan baik.
Source: batulicinnusantaramaritim.com, chubb.com